Ibu apa kabarmu hari ini ?
Ku dengar kau sakit, sabar ya bu, sebentar setelah rutinitas
ini selesai aku pasti akan menelponmu, memberimu semangat, semngat dari anakmu
yang telah kau jaga melebihi kau menjaga nyawamu sendiri.
Ibu, ingatkah kau saat kau membuatku menangis hingga ku
mengunci kamarku, perih ibu, rasanya begitu sakit kala itu. Aku ingat sekali
karena ku pulang hampir magrib dari sekolah, kau memarahi ku sampai-sampai
kata-kata yang kau keluarkan melukai hatiku. Ya rasanya sangat sakit saat itu.
Tapi ibu lambat laun hari
berganti, tahun demi tahun terlewati, dan hari ini aku malu dan marah
pada diriku, bagaimana bisa ku semarah, sesakit itu padamu. Padahal aku yang
salah, aku yang tidak mengabarimu sebelumnya.
Ibu kini ku tahu, kau takut, takut jika anakmu ini melakukan
hal-hal bodoh yang akan membuatmu menangis karena membiarkanku melangkah di
dunia yang belum ku kenal seutuhnya. Pasti hari itu kau kan merasakan sakit
yang lebih perih dari ku saat kau marahi jika ku terluka. Ibu tahukah kau,
sejak hari itu, ku mengerti satu hal, bahwa kemanapun kaki kecilku melangkah
akan selalu ada tanganmu menuntunku,
mata sayupmu itu akan selalu menerangi jalan yang ku tempuh, kau akan
selalu mencoba menyingkirkan kerikil-kerikil yang menghalangi langkahku dengan
doamu.
Ibu terima kasih karna ku takkan pernah merasa takut lagi, karna kau akan selalu ada disini disetiap cc darah yang mengalir, disetiap cc
oksigen yang ku hirup.